Sistem Politik di Indonesia

Posted by Unknown on Sabtu, 30 April 2011

Sistem Politik di Indonesia

A. Supra Struktur

Supra struktur politik sering disebut sebagai bangunan atas politik atau mesin politik resmi atau lembaga- lembaga pembuat keputusan politik yang sah, lembaga-lembaga tersebut bertugas mengkonversi inputs yang terdiri dari tuntutan, dukungan, dan sikap masa bodoh menjadi outs puts yang berupa ganjaran, deprivasi dan kebijakan-kebijakan. Lembaga-lembaga tersebut dapat diberi nama yang berbeda-beda ontesquieu memberi nama lembaga legislatif, eksekutif, dan federatif. Sedangkan menurut teori dikhotomi dikenal sebagai lembaga pembuat keputusan dan pembuat pelaksana keputusan.
Lembaga Suprastruktur politik di indonesia adalah lembaga-lambaga yang ada pada kehidupan politik pemerintah atau negara idonesia sebagaimana terdapat dalam UUD 1945,yang meliputi


1. Majelis permusyawaratan rakyat
2. Dewan perwakilan rakyat
3. Presiden
4. Makamah agung
5. Mahkamah konstitusi
6. Komisi yudisial
7. Badan Peneriksa Keuangan
8. Lembaga lain peyelenggaraan pemerintahan seperti Menteri, Jaksa, Polisi, TNI.

1. MPR

MPR adalah lembaga legislatif bikameral yang merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Sebelum Reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara

Tugas dan Wewenang

a. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar

MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, anggota MPR tidak dapat mengusulkan pengubahan terhadap Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah anggota MPR. Setiap usul pengubahan diajukan secara tertulis dengan menunjukkan secara jelas pasal yang diusulkan diubah beserta alasannya.

Usul pengubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diajukan kepada pimpinan MPR. Setelah menerima usul pengubahan, pimpinan MPR memeriksa kelengkapan persyaratannya, yaitu jumlah pengusul dan pasal yang diusulkan diubah yang disertai alasan pengubahan yang paling lama dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari sejak usul diterima pimpinan MPR. Dalam pemeriksaan, pimpinan MPR mengadakan rapat dengan pimpinan fraksi dan pimpinan Kelompok Anggota MPR untuk membahas kelengkapan persyaratan.

b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum

MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR. Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November 2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, Pasal 6A ayat (1).

c. Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden diusulkan oleh DPR.

MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk memutuskan usul DPR mengenai pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak MPR menerima usul. Usul DPR harus dilengkapi dengan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden..

d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden

Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai berakhir masa jabatannya.

Jika terjadi kekosongan jabatan Presiden, MPR segera menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk melantik Wakil Presiden menjadi Presiden. Dalam hal MPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR. Dalam hal DPR tidak dapat mengadakan rapat,Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

e. Memilih Wakil Presiden

Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, MPR menyelenggarakan sidang paripurna dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari untuk memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden

Apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, MPR menyelenggarakan sidang paripurna paling lambat 30 (tiga puluh) hari untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.

2. DPR

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

Tugas dan wewenang

· Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama

· Membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang yang diajukan oleh Presiden untuk menjadi undang-undang

· Menerima rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah serta membahas membahas rancangan undang-undang tersebut bersama Presiden dan DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden

· Membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, dengan mengikutsertakan DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden

· Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama

· Membahas bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan memberikan persetujuan atas rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden

· Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan APBN

· Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama

· Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang

· Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi

· Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar negara lain

· Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD

· Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh BPK

· Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota KY

· Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden

· Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden

· Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara

· Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain

· Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat

· Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam undang-undang

3. Presiden

Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Ia digaji sekitar 60 juta per bulan.

Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:

a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

b) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara

c) Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.

d) Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)

e) Menetapkan Peraturan Pemerintah

f) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri

g) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR

h) Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR

i) Menyatakan keadaan bahaya.

j) Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR

k) Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

l) Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung

m) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR

n) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU

o) Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah

p) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR

q) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung

r) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

4. Mahkamah Agung ( MA )

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya, bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi.

Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

a. Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung

b. Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung

c. Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung

d. Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung

5. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

Kewajiban dan wewenang

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MK adalah: Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

6. Komisi Yudisial

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim agung.

a. Wewenang Komisi Yudisial

Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

b. Tugas Komisi Yudisial

· Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan tugas utama:

1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung;

2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung;

3. Menetapkan calon Hakim Agung; dan

4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.

· Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta Perilaku Hakim, dengan tugas utama:

1. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim,

2. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, dan

3. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan kepada Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.

More aboutSistem Politik di Indonesia

SILABUS PPKN

Posted by Unknown

SILABUS

Sekolah :

Kelas : X (Sepuluh)

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Semester : I (Satu)

Setandar Kopetensi : Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia

Kopetensi Dasar

(KD)

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Nilai-Nilai Karakter

Indicator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Pembelajaran

Teknik

Bentuk Instrument

Contoh Instrumen

1.3 Mendiskripsikan hakekat Negara dan bentuk-bentuk kenegaraan

Ø Asal mula terjadinya Negara

Ø Pentingnya pengakuan oleh Negara lain bagi suatu Negara

Ø Bentuk bentuk kenegaraan

Menganalisis berbagai buku sumber tentang asal mula terjadinya Negara menganalisis bentuk-bentuk kenegaraan di Indonesia

a. Toleransi, Demokratis, cinta tanah air

b. Bersahabat cinta damai

c. Rasa ingin tahu

a. Mediskripsikan asal mula terjadinya Negara

b. Menguraikan pentingnya pengakuan oleh Negara lain bagi suatu Negara

c. Menganalisis bentuk-bentuk kenegaraan

· Postes

· Tes Tertulis

· Karakter

Performance tes (tugas kelompok/Individu

(uraian)

Pengamatan)

Rublik terlampir

2 X 45 Menit

1. Sujianto 2005 politik belajar kewarganegaraan SMA X Ganesa

2. Budi yanto, 2006 ilmu kewarganegaraan SMA X Erlangga

Mengetahui Jombang,…. …… . 2011

Mahasiswa

Drs. Firman. M.Pd Devi Tri Wulan Sari


SILABUS

Sekolah :

Kelas : X (Sepuluh)

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Semester : I (Satu)

Setandar Kopetensi : Menampilkan Peran Serta dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

Kopetensi Dasar

(KD)

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Nilai-Nilai Karakter

Indicator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Pembelajaran

Teknik

Bentuk Instrument

Contoh Instrumen

3.2 Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia

Ø Penegakan HAM Di Indonesia

Ø Hambatan Penegakan HAM Di Indonesia

Ø Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Penegakan HAM

· Menganalisa berbagai buku sumber tentang penegakan HAM di Indonesia

· Menganalisa hambatan penegakan HAM di Indonesia

· Menganalisa peran serta masyarakat dalam upaya penegakan HAM

a. Rasa ingin tahu, demokratis

b. Menjelaskan hambatan penegakan HAM di Indonesia

c. Menjelaskan peran serta masyarakat dalam upaya penegakan HAM

· Menjelaskan penegakan ham di Indonesia

· Rasa ingin tahu, cinta tanah air

· Rasa ingin tahu semangat kebangsaan

· Pos Tes

· Tes Tertulis

· Karakter

Performance Tes (Tugas Keloompok/Individu)

(Uraian)

Pengamatan

Rublik terlampir

2 X 45 Menit

Sujianto 2005 politik belajar kewarganegaraan SMA X Ganesa

Budi yanto, 2006 ilmu kewarganegaraan SMA X Erlangga

Suparyanto yudi, suprihatin amin 2010 pendidikan kewarganegaraan SMA X Intan pariwara

Mengetahui Jombang,…. …… . 2011

Mahasiswa

Drs. Firman. M.Pd Devi Tri Wulan Sari


SILABUS

Sekolah :

Kelas : X (Sepuluh)

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Semester : I (Satu)

Setandar Kopetensi : Menganalisis Budaya Politik di Indonesia

Kopetensi Dasar

(KD)

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Nilai-Nilai Karakter

Indicator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Pembelajaran

Teknik

Bentuk Instrument

Contoh Instrumen

1.3 Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik.

Ø Makna sosialisasi kesadaran politik

Ø Mekanisme sosialisasi dalam pengembangan budaya politik

Ø Fungsi partai politik

· Menganalisis berbagai buku sumber tentang makna sosialisasi kesadaran politik

· Menganalisis mekanisme sosialisasi dalam pengembangan budaya politik

· Menganalisisi fungsi partai politik

a. Rasa ingin tahu

b. Demokratis

c. Kerja keras

d. Cinta tanah air

e. Rasa ingin tahu, kerja keras

f. kreatif

a. menganalisis tentang budaya politk

b. mengidentifikasi cirri-ciri budaya politik

c. mengelompokkan macam-macam budaya politik

d. menjelaskan factor penyebab perkembangan budaya politik di daerahnya

e. meneliti perkembangan budaya politik

f. menyimpilkan budaya politik yang berkembang di masyarakat

· Pos Tes

· Tes Tertulis

· Karakter

Performance Tes (Tugas Keloompok/Individu)

(Uraian)

Pengamatan

Rublik terlampir

2 X 45 Menit

1. Pendidikan kewargaan kelas XI, retno Lisyanti (2007) penerbit Esis

2. Buku paket pendidikan kewarganegaraan kelas XI budianto (2006) penerbit Erlangga

Mengetahui Jombang,…. …… . 2011

Mahasiswa

Drs. Firman. M.Pd Devi Tri Wulan Sari

SILABUS

Sekolah :

Kelas : XI ( sebelas )

Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan

Semester : 1 ( satu )

Standar Kompetensi : Menganalisis Budaya Politik di Indonesia

Kopetensi Dasar

(KD)

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Nilai-Nilai Karakter

Indicator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Pembelajaran

Teknik

Bentuk Instrument

Contoh Instrumen

1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya lokal

· Pengertian budaya politik

· Macam – macam budaya politik

· Faktor penyebab berkembangnya budaya politik di daerahnya

· Perkemban

gnya budaya politik

· Budaya politik yang berkembang di masyarakat.

· Menganalisis berbagai buku sumber tentang pengertian budaya politik

· Menganalisis macam – macam budaya politik

· Menganalisis faktor penyebab berkembangnya budaya politik di daearahnya

· Menganalisis perkembangan budaya politik

· Menganalisis budaya politik yang berkembang di masyarakat

A. Rasa ingin tahu

B. Demokratis

C. Rasa ingin tahu kerja keras

· Menganalisis makna sosialisasi kesadaran politik

· Menguraikan mekanisme sosialisasi dalam pengembangan budaya politik

· Meneliti fungsi partai politik

· Postes

· Tes tertulis

· Karakter

· Performance tes ( tugas kelompok individu )

· ( uraian )

· ( pengamatan )

· Rublik terlampir

2 × 45 menit

· Buku paket pendidikan kewarganegaraan kelas XI, Retnolistyarti ( 2007 ) Penerbit Esis

· Buku paket pendidikan kewarganegaraan kelas XI, Budiyanto ( 2006 ) Penerbit Erlangga

Mengetahui Jombang,…. …… . 2011

Mahasiswa

Drs. Firman. M.Pd Devi Tri Wulan Sari

More aboutSILABUS PPKN